Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) mendorong agar hasil Indeks Zakat Nasional (IZN) dijadikan sebagai desain kebijakan pengelolaan zakat agar lebih efektif dan efisien.
Hal itu disampaikan Pimpinan Bidang Transformasi Digital Nasional BAZNAS RI, H. M. Nadratuzzaman Hosen dalam Pengajian rutin yang diselenggarakan Pusdiklat BAZNAS RI dengan Tema : ”Hasil IZN 2023 Dan Implikasinya Terhadap Kebijakan BAZNAS Daerah”, disiarkan melalui BAZNAS TV, Selasa (15/10/2024).
IZN merupakan sebuah aplikasi yang dapat mengukur performa pengelolaan zakat di setiap daerah dari 34 provinsi di Indonesia. Pengisian IZN menjadi salah satu capaian kegiatan dalam program pengembangan dan implementasi Standar Nasional Organisasi Pengelola Zakat.
Prof. Nadratuzzaman menekankan, data hasil IZN sangat penting sebagai alat untuk menyusun kebijakan Lembaga zakat. Menurutnya, IZN harus didasarkan pada data yang valid, yang menggambarkan kondisi riil di setiap wilayah.
"Pengumpulan data ini menjadi tugas berat karena harus mencakup seluruh wilayah di Indonesia, namun sangat diperlukan untuk memastikan kebijakan yang diambil dapat diterapkan dengan efektif dan menghasilkan manfaat nyata bagi masyarakat," ujarnya.
Lebih lanjut, Prof. Nadratuzzaman menjelaskan, pentingnya IZN bukan hanya dalam pengukurannya, tetapi juga bagaimana hasilnya dapat digunakan untuk membuat kebijakan yang tepat.
"Jangan sampai kita mengetahui sesuatu tapi tidak tahu bagaimana menggunakan sesuatu tersebut sehingga menghasilkan manfaat," tegasnya. Pemahaman yang tepat terhadap data IZN akan memastikan kebijakan yang dirancang memberikan dampak positif, terutama dalam pengelolaan zakat di daerah.
Dalam kesempatan yang sama, Pimpinan BAZNAS RI Bidang Perencanaan, Kajian, dan Pengembangan, Prof. (HC.) Dr. Zainulbahar Noor, SE, M.Ec., mengatakan, manfaat IZN dalam pengelolaan zakat nasional sangat besar. IZN diharapkan dapat menjadi alat yang efektif untuk mengarahkan kebijakan zakat di masa mendatang, sehingga pengelolaan zakat di Indonesia semakin profesional, transparan, dan tepat sasaran.
Ia menegaskan, tujuan utama dari pengukuran IZN adalah agar zakat dapat dikelola dengan efisien dan dampaknya mampu mengentaskan kemiskinan. Dengan IZN sebagai alat evaluasi, pengelolaan zakat di Indonesia dapat terus ditingkatkan untuk memastikan bahwa zakat memberikan manfaat yang maksimal bagi masyarakat yang membutuhkan.
"Hasil IZN ini diharapkan menjadi acuan bagi BAZNAS dalam merancang kebijakan yang lebih baik di masa depan. Dengan memanfaatkan data IZN, BAZNAS dapat mengetahui kelemahan dan kelebihan dalam pengelolaan zakat di berbagai daerah, sehingga kebijakan yang dirancang lebih tepat sasaran dan mampu memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat," ujar Muhammad Hasbi Zaenal (Kajian dan Pengembangan ZIS-DSKL BAZNAS RI).
IZN juga memberikan peluang bagi lembaga zakat untuk memperbaiki kinerja lembaganya. Bagi lembaga zakat yang mendapat nilai kurang baik, hasil IZN dapat menjadi panduan untuk mengetahui di mana mereka perlu melakukan perbaikan.
Hasil ini diharapkan mendorong lembaga zakat untuk terus meningkatkan kualitas pengelolaannya, sehingga zakat yang dihimpun dan disalurkan dapat memberikan manfaat yang lebih besar bagi umat.